Ke manakah akan kucari lagi butir-butir cintaku yang lama kubuang, Apakah pada gelombang lautan atau hiruk pikuk jalanan. Semua sungai ingin kususuri, semua bukit akan kudaki, semua padang belantara akan kutembus, Harus kutemukan lagi sebutir cintaku yang hilang ditelan dusta kemarau panjang. Kapankah akan kudengar lagi nyanyian angin dan denting gitarmu, Apakah pada pancaran rembulan atau tubuh-tubuh panas jalanan. Semua bumi ingin kujejaki, semua langit akan kudaki, semua bintang-bintang akan kutembus. Harusku temukan lagi sebutir cintaku yang hilang Ditelan dusta kemarau panjang.

Sabtu, 25 Juni 2011

Jalan Hidup

Untuk memulai dan mengambalikan kehidupan setelah terbawa pada situasi yang paling sulit dan tiada pilihan membawa kita ke arah putus asa, apapun itu namanya bahwa rasa bersalah atas apa yang kita perbuat akan dibawa sampai akhir nafas kita terakhir.
Penyesalan?.... ya sebuah perasaan yang hanya bisa kita rasakan oleh kita sendiri setelah kita melakukan kesalahan yang pernah kita lakukan. Lalu bagaimana kita bisa bangkit dan mengembalikan rasa percaya diri lagi bila semuanya telah hancur luluh lantak....
Bicara tentang kepasrahan adalah sangat mudah, tapi menjalaninya yg sukar. Saya sendiri dlm suatu taraf tertentu tidak paham dg apa itu sikap pasrah apalagi menerima dengan ikhlas, karena hal Ini susah sekali untuk dijelaskan.
Kepasrahan atau penyerahan diri, bagi banyak orang seringkali diartikan suatu sikap menerima penderitaan atau keadaan buruk sebagai sesuatu yang tidak terhindarkan. Karena itu kepasrahan seringkali membuat seseorang berhenti beraksi dan ber-refleksi, dan mencoba mengambil sikap pasif atau statis terhadap keadaan buruk atau penderitaan yang kita alami.